sbo tv live streaming bola:Pertarungan “Hacker” Vs Tentara Siber Perancis di Olimpiade Paris 2024

Cincin Olimpiade terpampang di Menara Eiffel di Paris, Perancis, 26 Juni 2024, menjelang pelaksanaan Olimpiade 2024 di kota itu. Perancis menyiapkan tentara siber untuk membendung serangan hacker yang mengancam pelaksanaan Olimpiade. AFP/BERTRAND GUAY

Cincin Olimpiade terpampang di Menara Eiffel di Paris, Perancis, 26 Juni 2024, menjelang pelaksanaan Olimpiade 2024 di kota itu. Perancis menyiapkan tentara siber untuk membendung serangan hacker yang mengancam pelaksanaan Olimpiade.

Serangan hacker begitu berbahaya, seperti yang terjadi pada Pusat Data Nasional. Berhari-hari, pelayanan yang terkait 282 instansi publik di Indonesia terganggu.

Tak hanya di Indonesia, serangan siber juga mengancam negara-negara lain. Salah satu target para hacker adalah Olimpiade 2024 yang berlangsung di Paris, Perancis mulai 26 Juli mendatang. Menyadari hal itu, Perancis pun mengerahkan tentara siber untuk menghadapi ancaman para peretas tersebut.

Baca Berita Olimpiade Paris 2024 Baca Berita Olimpiade Paris 2024 Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya. Mulai Baca

Seperti halnya para atlet, para tentara siber yang akan menjadi bagian krusial dari kesuksesan Perancis menggelar ajang akbar itu, berlatih keras menghadapi pertarungan di dunia maya. Mereka melakukan latihan dengan mengerahkan para white hat hacker, dengan meminta para hacker baik itu untuk mencoba menyerang pertahanan siber Olimpiade.

Simulasi serangan itu kemudian akan dihadapi para tentara siber. Seperti petinju yang melakukan sparring, cara itu digunakan para tentara siber Perancis dalam persiapan menghadapi serangan sesungguhnya yang diduga bakal kian gencar saat Olimpiade dimulai.

Baca juga: Gebrakan Olimpiade Paris 2024, dari Panjat Tebing sampai ”Breaking”

Ancaman itu datang dari berbagai pihak, mulai dari hacker iseng, kelompok hacker yang disponsori negara tertentu, geng ransomware seperti yang menyerang pusat data di Indonesia, hingga tentara siber dari negara lain. Latihan sparring itu digunakan Perancis untuk menganalisa kekuatan, taktik, dan kelemahan musuh siber.

Tidak seperti 10.500 Olimpian yang bakal berlaga di Paris, para ahli keamanan siber di balik pelaksanaan Olimpiade berharap tidak bakal muncul jadi sorotan. Bagi mereka, tidak ada insiden besar yang membuat mereka menjadi pemberitaan setara dengan medali emas Olimpiade. Karena, hal ini berarti lapisan pertahanan digital mereka mampu bertahan dari upaya peretas melumpuhkan sistem informasi yang kritis bagi Olimpiade.

Sejumlah petugas mengawasi jaringan metro dari pusat kendali operasi di Paris, 3 Juni 2024. Jaringan infrastruktur transportasi menjadi salah satu sasaran para hacker selama Olimpiade Paris 2024.AFP/STEPHANE DE SAKUTIN

Sejumlah petugas mengawasi jaringan metro dari pusat kendali operasi di Paris, 3 Juni 2024. Jaringan infrastruktur transportasi menjadi salah satu sasaran para hacker selama Olimpiade Paris 2024.

“Mimpi saya untuk Olimpiade adalah teknologi dan keamanan siber tidak dibicarakan, karena itu artinya tidak ada masalah,” kata Jérémy Couture, yang mengepalai keamanan siber Paris 2024. Pekerjaan mereka adalah mendeteksi, menganalisis, dan merespons ancaman hacker yang mengincar sistem sensitif dan kritis untuk pelaksanaan Olimpiade. Demi keamanan, lokasi para tentara siber itu diharahasiakan.

Meski tidak mau banyak mengungkap detail bagaimana cara mereka bekerja, para tentara siber itu yakin mereka bakal sangat disibukkan oleh serangan para hacker saat pelaksanaan Olimpiade. Mereka bisa saja berasal dari para hacker remaja yang sekadar mencari “adrenaline”, hingga aktor negara yang memang berniat mengacaukan Olimpiade.

Baca juga: Dengan 29 Atlet, Berapakah Target Medali Ideal Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024?

BACA JUGA  sbo tv live streaming bola:Ambisi dan Gengsi ”Juara Dunia” Tim Basket AS

Target para peretas tidak hanya Olimpiade itu sendiri, melainkan juga infrastruktur kritis yang mendukungnya, seperti jaringan transportasi dan rantai pasokan. Jalannya pertandingan di venue-venue, sistem transportasi kereta dan jaringan metro, jaringan listrik dan air, serta media, dipercaya bakal menjadi sasaran peretas. Peretas juga mengancam sistem penyiaran Olimpiade. Jika warga dunia tidak bisa menonton pertandingan Olimpiade, artinya penyerang telah sukses.

Penyerang juga termasuk para “hacktivists”, kelompok peretas yang ingin membuat pernyataaan politik dan para pemeras yang bersenjatakan ransomware untuk mendapatkan keuntungan. Dan, seringkali saat ini, sulit membedakan seorang hacktivist dengan operator siber yang disponsori negara yang menyamar sebagai hacker.

Salah satu yang paling mengancam adalah peretas dari negara yang ingin mempermalukan Perancis dan Komite Olimpiade Internasional (IOC). Seperti halnya sebelum pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokyo, tuduhan diarahkan kepada hacker Rusia. Tuduhan-tuduhan seperti itu sudah dibantah keras oleh Rusia. “Rusia tidak pernah melakukan aktivitas peretasan apa pun terhadap Olimpiade,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti diberitakan Reuters pada 2020. Nyatanya memang, Olimpiade Tokyo yang pelaksanaannya mundur setahun, berlangsung lancar.

Meskipun demikian, perusahaan telekomunikasi Jepang, NTT, yang menyediakan sistem keamanan siber untuk Olimpiade Tokyo melaporkan, ada 450 juta serangan siber selama pelaksanaan Olimpiade 2020. Jumlah itu dua kali lipat dari serangan yang terjadi pada Olimpiade London 2012.

Kantor pusat Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss, 25 Maret 2023. AFP/FABRICE COFFRINI

Kantor pusat Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss, 25 Maret 2023.

Serangan siber bukan hal baru untuk Olimpiade. Bahkan ketika perkembangan teknologi komputer masih berada di “zaman batu”, hal itu sudah terjadi. Seorang pakar manajemen risiko menyebut dalam majalah penelitian Herodote, serangan siber pertama kali terjadi pada pelaksanaan Olimpiade Montreal 1976. Akibat serangan itu, terjadi gangguan listrik pada sistem informasi Olimpiade selama 48 jam. Sejumlah ajang bahkan harus ditunda atau terpaksa dipindahkan pelaksanaannya.

Vincent Strubel, yang mengepalai badan keamanan siber nasional Prancis, yang dikenal dengan nama ANSSI, menyebut tingkat ancaman siber yang dihadapi Olimpiade kali ini, dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Mereka akan menyerang saat Olimpiade dan Paralimpiade. Beberapa tidak akan serius, bebera lainnya serius tetapi tidak berimbas pada Olimpiade. Dan mungkin, akan ada beberapa yang sangat serius dan mengancam pelaksanaan Olimpiade,” kata Strubel.

Dia mengatakan, badan yang dipimpinnya telah berlatih “sangat keras”, lebih keras dari sebelumnya, untuk memastikan Olimpiade akan berjalan dengan baik. “Saya pikir kami telah berhasil selangkah lebih maju dari para penyerang,” tandasnya.

Mimpi saya untuk Olimpiade adalah teknologi dan keamanan siber tidak dibicarakan, karena itu artinya tidak ada masalah.

Strubel tidak mau hanya berfokus pada satu aktor peretas. “Kami bersiap untuk segalanya,” ujarnya.

Salah satu yang diwaspadai adalah sebuah unit dari kelompok intelijen militer sebuan negara yang dijuluki Sandworm, yang dituduh oleh negara-negara Barat menggunakan malware untuk mengganggu pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan. Malware itu dikenal dengan sebutan “Olympic Destroyer”, yang diluncurkan sebelum pembukaan Pyeongchang 2018.

BACA JUGA  sbo tv live streaming bola: Aileex 9-Ball Open Tournament 2024: Bobby Tiger Kalahkan Hendi Bogor

Ini adalah unit yang sama yang dituduh melakukan serangan pada jaringan listrik Ukraina dan virus NotPetya tahun 2017 yang menyebabkan kerusakan bernilai lebih dari 10 miliar dollar AS di seluruh dunia.

Pekerjaan pembangunan venue Olimpide 2024 di Trocadero, Paris, Perancis, 26 Juni 2024. AFP/OLYMPIA DE MAISMONT

Pekerjaan pembangunan venue Olimpide 2024 di Trocadero, Paris, Perancis, 26 Juni 2024.

Tim keamanan siber Olimpiade Paris juga bekerja sama dengan tim dan ahli keamanan yang bekerja di Pyeongchang. Perusahaan keamanan siber asal Swedia, Outpost24, memberikan “jempol’ untuk persiapan Paris, tetapi mereka masih menemukan sejumlah celah keamanan pada infrastruktur online mereka. “Belum medali emas, tetapi yang pasti perak,” demikian perusahaan itu menilai persiapan keamanan siber Olimpiade Paris.

“Sama seperti pencopet dan calo tiket yang menyasar wisatawan, penjahat siber juga menyadari peningkatan lalu lintas daring menjelang Olimpiade Paris 2024 dan berharap dapat memanfaatkannya,” demikian laporan Outpost24.

Selain ancaman serangan terhadap infrastruktur sistem informasi Olimpiade, serangan juga dilakukan dengan disinformasi terhadap kesiapan pelaksanaan Olimpiade. Pada awal April lalu, Kremlin mengecam Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menuduh Moskwa menyebarkan informasi yang menyatakan bahwa Paris tidak akan siap untuk Olimpiade.

Pelaksanaan Olimpiade 2024, yang pertama sejak era demokratisasi kecerdasan buatan (AI) yang sangat kuat, juga membuat ancaman kian berbahaya. “AI akan berdampak besar pada kita. Ini akan memungkinkan kami mengacak data lebih cepat, dan mengekstrak peristiwa penting untuk membantu kami menyerang. Namun, di sisi lain, mereka (penyerang) memiliki aset yang sama. Dan yang utama, kita menghadapi lebih banyak musuh,” kata seorang pejabat senior militer Perancis.

Baca juga: Rumitnya Mengurangi Jejak Karbon Olimpiade 2024

Serangan juga bisa terjadi dengan munculnya video deepfake dari suatu pertandingan untuk mengacaukan informasi. Dengan menggunakan AI yang memudahkan orang melakukan edit video maupun gambar, kemunculan diinformasi sangat mengkhawatirkan di ajang olahraga.

“Kita memasuki era di mana sangat mudah untuk merusak integritas olahraga karena AI,” kata Betsy Cooper, seorang ahli keamanan siber untuk Aspen Institute AS. “Video deepfake bisa digunakan untuk mengaburkan realitas dari suatu event.” (AP/AFP/Reuters)

APA YANG MENARIK DARI JALALIVE ?

JalaLive Adalah Aplikasi yang menyediakan layanan Streming Basket dan Sepak Bola dengan HD karena kami memegang hak siar untuk pertandingan tersebut. Kami juga menyediakan informasi pertandingan yang komprehensif dan tepat waktu untuk penggemar selama 24 jam.

Jala Live menawarkan pengalaman yang unik dan menarik bagi penonton dengan fitur-fitur canggih dan kualitas siaran yang jernih. Tidak hanya itu, platform ini juga menyediakan berbagai pilihan kanal siaran yang dapat disesuaikan dengan preferensi Anda. Dengan kata lain, Jala Live memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk menikmati pertandingan sepak bola favorit Anda tanpa perlu meninggalkan kenyamanan rumah Anda.

JalaLive Berkomunikasilah dengan host cantik, analisis pertandingan terbaru bersama host handal! Pengguna ponsel dapat meraih kupon hadiah spesial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *